Kepemiminpinan didefinisikan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi rakyat untuk rela bekerja keras untuk mencapai
tujuan organisasi (Leadership
is the influencing people to strive
willingly for group objectives). Maksudnya kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan oleh
pemimpin untuk mempengaruhi dengan mendorong dan memberi contoh kepada rakyatnya
agar rela/sadar bekerja dan berjuang untuk mewujudkan cita-cita kelompok atau
organisasinya.
b. Leadership artinya kepemimpinan,
contohnya Kepemimpinan Bapak Abdul Malik sebagai Kepala SMK Negeri 1 Sumbawa
selama 5 tahun membawa sekolah tersebut menjadi sekolah yang unggul.
Style of
leader artinya gaya pemimpin, contohnya Bapak Abdul Malik memimpin SMKN 1
Sumbawa selama 5 tahun dengan gaya kharismatik.
Leader
behavior artinya perilaku pemimpin, contoh Bapak Abdul Malik memimpin SMKN
1 Sumbawa selama 5 tahun dengan perilaku yang sangat berkesan bagi guru,
pegawai dan siswa.
Kepemimpinan modern berkaitan erat dengan manajemen modern yang selalu berlandaskan visi dan misi, untuk kemudian
dijabarkan ke dalam strategi.
a. Visi artinya pandangan/wawasan (mimpi) ke depan
Misi artinya kegiatan-kegiatan untuk mencapai
visi
Strategi artinya ilmu dan seni untuk menggunakan
sumber daya
Visi, misi dan strategi sangat berkaitan. Visi merupakan impian yang
akan dicapai melalui berbagai kegiatan (misi). Keberhasilan misi sangat ditentukan
oleh strategi dalam menjalankan misi.
b. Visi, misi, dan strategi SMKN 1 Selong,
tempat saya mengajar
1)
Visi :
"Menghasilkan tamatan yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki kecakapan hidup dengan berbasis pada
manajemen mutu."
2)
Misi
:
a) Meningkatkan
program pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Meningkatkan
mutu pemelajaran yang berorientasi untuk menghasilkan tamatan yang siap pakai
di dunia kerja, memiliki jiwa wirausaha, Profesional, mampu mandiri dan
produktif serta mampu mengikuti perkembangan IPTEK.
c) Meningkatkan
mutu pembinaan siswa yang berorientasi untuk menghasilkan tamatan yang memiliki
kecakapan personil, sosial, berfikir rasional dan menjiwai nilai-nilai agama
dan budaya.
d) Mewujudkan
lingkungan sekolah yang kondusif baik fisik dan psikis untuk keberhasilan
pemelajaran dan pembinaan siswa.
e) Meningkatkan
mutu manajemen sekolah yang berorientasi pada transparansi, demokratis,
partisipatif dan akuntabilitas serta pembinaan karir.
f) Meningkatkan
peran serta SMK Negeri 1 Selong yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat
melalui Carier Center.
3)
Strategi
:
a)
Peningkatan
prestasi siswa dan kualitas tamatan
b)
Peningkatan
organisasi dan manajemen sekolah yang memiliki hierarki dan mekanisme kerja
yang jelas.
c)
Peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia
d)
Peningkatan
iklim kerja yang kondusif dan harmonis.
e)
Peningkatan
peran serta stake-holder dalam pendidikan kejuruan.
f)
Peningkatan
mutu sikap mental siswa melalui BP dan kegiatan ekstra kurikuler.
g)
Pemberdayaan teaching
factory dalam menopang kegiatan dan peningkatan kesejahteraan warga
sekolah.
Model kepemimpinan menurut James L Gibson dibedakan antara model kontingensi, model vroom-Yetton, model path goal, dan model model atribusi
a. Model kontingensi : gaya yang
digunakan tergantung pada pemimpinnya dan dukungan pengikutnya.
Teori
atau model kontingensi sering disebut teori situasional karena teori ini
mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model kontingensi
Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara gaya
pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga situasi menjadi
pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin.
Model
kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada
aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak
atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin
Model kepemimpinan ini mengemukakan tiga
variable utama yang menentukan suatu situasi yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan bagi pemimpin :
1.
Hubungan
pemimpin – anggota (baik atau buruk)
Dikatakan
baik apabila pemimpin memiliki dukungan dan kesetiaan bawahan dan hubungan
dengan para bawahan bersahabat dan kooperatif.
2.
Struktur
tugas (terstruktur atau tak terstruktur)
Dikatakan terstruktur bila terdapat standar prosedur operasi untuk menyelesaikan tugas, gambaran rinci dari produk atau jasa yang telah jadi, dan indikator obyektif mengenai seberapa baik tugas itu dilaksanakan.
Dikatakan terstruktur bila terdapat standar prosedur operasi untuk menyelesaikan tugas, gambaran rinci dari produk atau jasa yang telah jadi, dan indikator obyektif mengenai seberapa baik tugas itu dilaksanakan.
3.
Kekuasaan
posisi (kuat atau lemah)
Dikatakan
kuat bila pemimpin memiliki kewenangan utk mengevalusi kinerja bawahan dan
memberikan penghargaan dan hukuman.
b. Model Vroom-Yetton : gaya
pembuatan keputusan manajemen
Teori
kepemimpinan vroom & Yetton merupakan teori yang memberikan serangkaian
aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif
dalam situasi yang berbeda – beda. Model teori ini melihat teori kepemimpinan
yang menyediakan seperangkat peraturan untuk menetapkan bentuk dan jumlah
peserta pengambil keputusan dalam berbagai keadaan. Teori Yetton dan Vroom
mengemukakan bahwa kepuasan dan prestasi disebabkan oleh perilaku bawahan yang
pada gilirannya dipengaruhi oleh perilaku atasan, karakteristik bawahan, dan
faktor lingkungan
c. Model
path goal : bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam
mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang
dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau
organisasi secara keseluruhan.
Pemimpin menjadi efektif karena pengaruh
motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan
pengikutnya. Teorinya disebut sebagai path-goal karena memfokuskan pada
bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan
pengembangan diri, dan jalan untuk menggapai tujuan.
Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang
pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan
bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai hasil yang
mereka inginkan.
d. Model Atribusi :
Teori
Atribusi Kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin
mengelola sifat-sifat/ciri/latar belakang orang-orang yang dipimpinnya sehingga
dapat dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi kepentingan organisasi.
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka.
Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka.
Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
4. Pendekatan
kepemimpinan transformative dan kepemimpinan partisipatif.
4.1.Kepemimpinan transformatif didefinisikan sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin
menggunakan kharisma mereka untuk melakukan transformasi dan merevitalisasi
organisasinya. Kepemimpinan transformatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-
Menggunakan karisma
-
Mementingkan
revitalisasi pengikutnya dan organisasinya
-
Memiliki perhatian dan
kepedulian terhadap setiap pengikutnya
-
Selalu memotivasi
pengikutnya
-
Senantiasa membantu
dan mendorong pengikutnya untuk menggali persoalan dan memecahkannya
-
Tidak memberikan
instruksi yang bersifat top-down
-
Memposisikan diri
sebagai mentor
-
Mengutamakan
keteladanan (memberi contoh)
4.2.Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam
pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan cara melakukan konsultasi
dengan bawahan sebelum membuat keputusan. Kepemimpinan Partisipatif
mempunyai ciri-ciri:
-
Menanyakan gagasan
bawahan (konsultatif)
-
Menekankan pada
pembagian tugas
-
Memberikan kewenangan
terhadap individu/kelompok
-
Melibatkan seluruh
elemen organisasi dalam pengambilan keputusan
Kedua pendekatan dapat
digunakan untuk dunia pendidikan, berdasarkan ciri-ciri yang dijelaskan di atas.Untuk menuju pendidikan ke arah global,
pendekatan yang tepat diterapkan adalah pendekatan transformatif karena di
dunia pendidikan lebih membutuhkan keteladanan dan fungsi pemimpin sebagai
motivator dan mentor yang selalu memberi perhatian kepada setiap individu.
lBarokalloh]


Tidak ada komentar:
Posting Komentar