Rabu, 12 Maret 2014

Kepemimpinan Pendidikan



Kepemiminpinan didefinisikan sebagai berikut :

a.  Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi rakyat untuk rela bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi (Leadership is the influencing people to strive willingly for group objectives). Maksudnya kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan oleh pemimpin untuk mempengaruhi dengan mendorong dan memberi contoh kepada rakyatnya agar rela/sadar bekerja dan berjuang untuk mewujudkan cita-cita kelompok atau organisasinya.
b.      Leadership artinya kepemimpinan, contohnya Kepemimpinan Bapak Abdul Malik sebagai Kepala SMK Negeri 1 Sumbawa selama 5 tahun membawa sekolah tersebut menjadi sekolah yang unggul.
Style of leader artinya gaya pemimpin, contohnya Bapak Abdul Malik memimpin SMKN 1 Sumbawa selama 5 tahun dengan gaya kharismatik.
Leader behavior artinya perilaku pemimpin, contoh Bapak Abdul Malik memimpin SMKN 1 Sumbawa selama 5 tahun dengan perilaku yang sangat berkesan bagi guru, pegawai dan siswa.

Kepemimpinan modern berkaitan erat dengan manajemen modern yang selalu berlandaskan visi dan misi, untuk kemudian dijabarkan ke  dalam strategi.
a.       Visi artinya pandangan/wawasan (mimpi) ke depan
Misi artinya kegiatan-kegiatan untuk mencapai visi
Strategi artinya ilmu dan seni untuk menggunakan sumber daya
Visi, misi dan strategi sangat berkaitan. Visi merupakan impian yang akan dicapai melalui berbagai kegiatan (misi). Keberhasilan misi sangat ditentukan oleh strategi dalam menjalankan misi.
b.      Visi, misi, dan strategi SMKN 1 Selong, tempat saya mengajar
1)      Visi  :
"Menghasilkan tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki kecakapan hidup dengan berbasis pada manajemen mutu."

2)      Misi :
a)     Meningkatkan program pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b)  Meningkatkan mutu pemelajaran yang berorientasi untuk menghasilkan tamatan yang siap pakai di dunia kerja, memiliki jiwa wirausaha, Profesional, mampu mandiri dan produktif serta mampu mengikuti perkembangan IPTEK.
c)   Meningkatkan mutu pembinaan siswa yang berorientasi untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kecakapan personil, sosial, berfikir rasional dan menjiwai nilai-nilai agama dan budaya.
d)  Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif baik fisik dan psikis untuk keberhasilan pemelajaran dan pembinaan siswa.
e)   Meningkatkan mutu manajemen sekolah yang berorientasi pada transparansi, demokratis, partisipatif dan akuntabilitas serta pembinaan karir.
f)    Meningkatkan peran serta SMK Negeri 1 Selong yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat melalui Carier Center.

3)      Strategi :
a)      Peningkatan prestasi siswa dan kualitas tamatan
b)      Peningkatan organisasi dan manajemen sekolah yang memiliki hierarki dan mekanisme kerja yang jelas.
c)      Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
d)     Peningkatan iklim kerja yang kondusif  dan harmonis.
e)      Peningkatan peran serta stake-holder dalam pendidikan kejuruan.
f)       Peningkatan mutu sikap mental siswa melalui BP dan kegiatan ekstra kurikuler.
g)      Pemberdayaan teaching factory dalam menopang kegiatan dan peningkatan kesejahteraan warga sekolah.


Model kepemimpinan menurut James L Gibson dibedakan antara model kontingensi, model vroom-Yetton, model path goal, dan model model atribusi

a.     Model kontingensi : gaya yang digunakan tergantung pada pemimpinnya dan dukungan pengikutnya.
Teori atau model kontingensi sering disebut teori situasional karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin.
Model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin

Model kepemimpinan ini mengemukakan tiga variable utama yang menentukan suatu situasi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan bagi pemimpin :
1.      Hubungan pemimpin – anggota (baik atau buruk)
Dikatakan baik apabila pemimpin memiliki dukungan dan kesetiaan bawahan dan hubungan dengan para bawahan bersahabat dan kooperatif.
2.      Struktur tugas (terstruktur atau tak terstruktur)
Dikatakan terstruktur bila terdapat standar prosedur operasi untuk menyelesaikan tugas, gambaran rinci dari produk atau jasa yang telah jadi, dan indikator obyektif mengenai seberapa baik tugas itu dilaksanakan.
3.      Kekuasaan posisi (kuat atau lemah)
Dikatakan kuat bila pemimpin memiliki kewenangan utk mengevalusi kinerja bawahan dan memberikan penghargaan dan hukuman.

b.      Model Vroom-Yetton : gaya pembuatan keputusan manajemen
Teori kepemimpinan vroom & Yetton merupakan teori yang memberikan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi yang berbeda – beda. Model teori ini melihat teori kepemimpinan yang menyediakan seperangkat peraturan untuk menetapkan bentuk dan jumlah peserta pengambil keputusan dalam berbagai keadaan. Teori Yetton dan Vroom mengemukakan bahwa kepuasan dan prestasi disebabkan oleh perilaku bawahan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh perilaku atasan, karakteristik bawahan, dan faktor lingkungan

c.      Model path goal : bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. 
Pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai path-goal karena memfokuskan pada bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk menggapai tujuan.
Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan.

d.      Model Atribusi :
Teori Atribusi Kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin mengelola sifat-sifat/ciri/latar belakang orang-orang yang dipimpinnya sehingga dapat dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi kepentingan organisasi.
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka.
Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.

4. Pendekatan kepemimpinan transformative dan kepemimpinan partisipatif.
4.1.Kepemimpinan transformatif didefinisikan sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan kharisma mereka untuk melakukan transformasi dan merevitalisasi organisasinya. Kepemimpinan transformatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-          Menggunakan karisma
-          Mementingkan revitalisasi pengikutnya dan organisasinya
-          Memiliki perhatian dan kepedulian terhadap setiap pengikutnya
-          Selalu memotivasi pengikutnya
-          Senantiasa membantu dan mendorong pengikutnya untuk menggali persoalan dan memecahkannya
-          Tidak memberikan instruksi yang bersifat top-down
-          Memposisikan diri sebagai mentor
-          Mengutamakan keteladanan (memberi contoh)

4.2.Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan cara melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. Kepemimpinan Partisipatif mempunyai ciri-ciri:
-          Menanyakan gagasan bawahan (konsultatif)
-          Menekankan pada pembagian tugas
-          Memberikan kewenangan terhadap individu/kelompok
-          Melibatkan seluruh elemen organisasi dalam pengambilan keputusan

    Kedua pendekatan dapat digunakan untuk dunia pendidikan, berdasarkan ciri-ciri yang dijelaskan di atas.Untuk menuju pendidikan ke arah global, pendekatan yang tepat diterapkan adalah pendekatan transformatif karena di dunia pendidikan lebih membutuhkan keteladanan dan fungsi pemimpin sebagai motivator dan mentor yang selalu memberi perhatian kepada setiap individu.


 lBarokalloh]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar